SELAMAT DATANG DI SABUNKERING MAINKAN INIPOKER DI LINK ALTERNATIF BANGMACAN.COM MINIMAL DEPOSIT 25.000 MINIMAL WITHDRAW 50.000 DAN DAPATKAN BONUS CASH BACK 0.3% DI BAGIKAN 2 KALI DALAM SEMINGGU

Pertualangan Seks Pertamaku


Pertualangan Seks Pertamaku - Perkenalan pertamaku dengan Icha terjadi karena kebetulan ada kuliah umum gabungan untuk dua fakultas dari seorang ekonomi nasional. Biasa saja, kebetulan ada bangku kosong di sebelahnya dan aku mengisinya. Kebetulan memang tinggal itu satu-satunya bangku kosong pada daerah strategis, di belakang dan dekat pintu keluar. Wajahnya khas gadis cantik berdarah Tionghoa, bulat telur, putih kekuningan, mata bulat kecil dengan sudut-sudut mata agak menyipit ke atas, hidung kecil mancung, bibir tipis agak lebar. Saat itu nampaknya dia tidak menggunakan make-up tebal. Tidak terlalu mencolok dibandingkan teman-temannya yang bermake-up tebal.

Seperti biasa, perkenalan diawali basa-basi tanya angkatan berapa? dst.. dst.. Dan.. sebulan kemudian kami sudah jalan bareng. Kontak-kontak fisik baru hanya sebatas bergandengan tangan, memeluk pundak, sun pipi. Inipun sudah mampu menimbulkan “kekerasan” di bawah celanaku karena ternyata badan Icha memancarkan bau yang “aneh”, bukan bau keringat, juga bukan bau parfum, semacam bau jamu lulur badan, dan bau tersebut menimbulkan rasa betah berdekatan dengan Icha.

Petualangan seksualku dan Icha pertama kali terjadi kira-kira 6 bulan setelah jalan bareng bersamanya. Saat itu kira-kira pukul 19.00 Icha mampir ke kamar kost-ku, yang kebetulan di dekat kampus. Sebetulnya biasa seperti itu, kira-kira pukul 21.00 selalu kuantar pulang ke rumah orang tuanya.

Begitu juga kali ini, datang terus cium pipi dan sedikit bibir, terus Icha “lesehan” di sofa dan kami ngobrol segala macam kesana-kemari. Sampai akhirnya Icha “lesehan” di pelukanku sambil nonton sinetron di TV dan aku melingkarkan kedua tanganku dari belakang ke perutnya. Rupanya Icha begitu “exciting” dengan pengalaman pelukan pertama ini. Kedua tanganku dipegang erat-erat, dan matanya terpejam sambil wajahnya menengadah ke atas. 

Mulailah aku mencium pelipisnya dan Icha bereaksi dengan sedikit lenguhan sambil menggerak-gerakan kedua kakinya bergesekan dan melipat lututnya. Tersingkaplah paha Icha yang putih, mulus, agak berkilap-kilap. Dan Icha juga tidak berusaha menutup belahan rok midi (bukan mini) yang tersingkap tersebut. Kaki-kaki langsing, putih bersih, dengan latar belakang rok mini warna pink dan pangkal paha yg dibalut celana dalam katun berwarna coklat muda membentuk pemandangan indah yang tak terlupakan.

Aku lanjutkan dengan mulai merambah daerah bibir, dan Icha ternyata bereaksi makin hebat. Tangan kananku digesernya masuk ke bawah belahan blouse dan ditempatkan di payudara sebelah kirinya. Secara otomatis juga tanganku meremas-remas gunung kembarnya. Kususupkan jari-jariku ke bawah BH sampai menyentuh puting susu Icha yang sudah berdiri mengeras. Mulai muncul sentakan-sentakan kecil di pinggul Icha. 

Rok mininya pun sudah tersingkap sempurna, begitu juga blouse putihnya sudah “berantakan”. Kulanjutkan meraba-raba dan kadang-kadang menjepit puting susu Icha dengan jari tengah dan ibu jari, dan saat itu juga selalu Icha melenguh agak keras sambil tersenyum dan pinggulnya menggelinjang kecil. Berganti-ganti kuraba payudara kiri dan kanan. Aku lihat juga celana dalam Icha ternyata sudah basah kuyup (juga celana dalamku).

Kira-kira 10 menit kemudian kami berhenti sejenak untuk merubah posisi. Kugelar kasur dan kami rebahan berdampingan. Icha mulai melepas blousenya. Dilanjutkan aku yang melepas BH-nya yang juga berwarna coklat muda. Wuih.., bukan Ichan.. kedua bukit kembar itu mengeras, puting yang berwarna coklat sudah mencuat. 

Kali ini aku yang berinisiatif menjilati kedua puting susunya bergantian kiri-kanan. Kadang-kadang aku jepit dengan bibir, sementara kedua tanganku meremas-remas bagian bawah payudaranya itu. Aku benar-benar menikmati lekukan-lekukan dan tonjolan kecil-kecil di sekitar puting susunya dengan lidah dan bibirku dan Icha terlihat berusaha menahan rasa geli dengan mencengkeram kasur kuat-kuat sambil tentu saja melenguh-lenguh sambil sekali-sekali tertawa.


Tiba-tiba badan Icha mengejang, punggungnya terangkat, pangkal pahanya berguncang hebat, menggelinjang maju-mundur beberapa kali. Sepertinya Icha tidak mampu lagi mengontrol pangkal pahanya itu. Dan payudaranya pun menjadi lembek kembali. Setelah guncangan berhenti kulihat Icha masih memejamkan matanya tapi tangannya sudah tidak mencengkeram kasur lagi, kali ini tangan Icha mengusap-usap kepalaku. Rupanya betul-betul pengalaman orgasme yang pertama bagi Icha. Maksudnya orgasme dengan melibatkan orang lain.

Sambil Icha “beristirahat” kulanjutkan “penjelajahan”, kali ini agak merambat ke bagian perut Icha. Lidahku menjilati seputar pusar sambil tangan kiriku memijat payudaranya kiri-kanan bergantian. Tangan kananku mulai masuk ke bawah rok mengusap-usap perut Icha agak di bawah pusar sampai pinggul, tapi masih di luar celana dalamnya. Lagi.., Icha mulai melenguh-lenguh dan tertawa-tawa kecil. Tak lama kemudian terasa payudara dan puting susu Icha mulai mengeras lagi. Kulihat juga matanya sudah mulai terpejam lagi, dan lenguhan-lenguhannya terdengar makin keras, manja dan menggemaskan. Tangannya juga sudah mencengkeram kasur lagi. Usapan tangan kananku turun sedikit ke daerah “segitiga emas” dan tanganku bisa merasakan jejak rambut kemaluan 

Icha dari luar celana dalam katun yang basah kuyup itu. Tanganku terus bergerak ke paha dan lutut Icha yang terkatup rapat. Kuturunkan lagi, kali ini telunjuk dan jari tengahku, ke bagian dalam antara paha dan lututnya.

Tiba-tiba kedua paha Icha membuka dan aku leluasa mengusap-usap seluruh bagian dalam paha itu. Akhirnya jari-jariku mulai menyentuh bagian kewanitaannya. Celana dalam yang basah kuyup mempermudah jariku menikmati bibir kemaluannya, lipatan-lipatannya, tonjolan klitorisnya, dan juga jejak rambut kemaluannya. Jari tengahku kutempatkan memanjang di belahan liang kewanitaannya sementara telapak tanganku menggenggam bagian atas yang berambut. 

Mulailah kugesekkan jariku maju-mundur sambil sekali-sekali menekan tonjolan klitoris dan kadang-kadang meremas-remas gundukan rambut kemaluannya. Lenguhan-lenguhan Icha sudah berubah menjadi erangan kuat tanpa tawa-tawa kecil. Sampai akhirnya kembali tubuh Icha mengejang dan bagian pangkal pahanya kembali menghentak-hentak kuat tanpa terkontrol.

Icha yang tampak kelelahan terlihat berusaha mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal. Tak lama kemudian Icha tertidur sebentar, dengan hanya mengenakan pakaian bagian bawah saja. Dan karena sudah saat makan malam, aku keluar sebentar untuk membeli nasi goreng.

Begitu kembali, Icha ternyata sudah menutupi tubuhnya dengan selimut, tapi seluruh pakaiannya, luar dalam, sekarang terlipat di sofa sepertinya habis disetrika. Icha betul-betul telanjang bulat dalam selimut. Kubangunkan Icha untuk makan malam dan dia seperti tidak sungkan lagi memperlihatkan tubuh indahnya. Selesai makan kubantu Icha mengenakan semua pakaiannya sambil sekali-sekali menciumi bagian-bagian tubuhnya terutama sekitar dada dan perut. 

Aku paling suka saat membantu mengenakan celana dalamnya. Kuciumi dulu perut dan sekitar rambut kemaluannya sambil kuusap-usap celah liang kewanitaannya sebelum celana dalamnya menutup daerah “segitiga emas” tersebut.

Dan jadilah malam itu tonggak sejarah awal petualangan seksual kami. Setelah kejadian itu, kami sering mengulanginya lagi bahkan lebih dari yang telah kami lakukan malam itu.




0 comments:

Post a Comment