Cerita Di Malam Tahun Baru - Cerita ini merupakan sebuah pengalaman dari seorang yang sudah sangat senior dalam dunia persitusan. Ilmu situsnya sudah sangat tinggi
sehingga sudah menguasai jurus sakti yang diangkat juga dalam film layar lebar, aku
mengembangkan cerita hot ini menurut versi aku sendiri, Beginilah ceritanya.
Ketika malam tahun baru kemaren aku kebetulan berada di Bali, sekalian menyelesaikan kerjaan kantor, aku melewatkan pergantian tahun disana
sekalian bersama teman- temanku. Penuh sesak deh tempat dimana aku berada. Gelak tawa, soraksorai dan peluk cium menandai momen pergantian tahun,
aku ikutan larut dalam gegap gempita yang terjadi. Kebetulan ketika itu aku berada dekat 4 orang abege yang ceria banget.
Aku kebagian melukin mereka satu persatu, mereka juga gak perduli siapa aku, pokoknya begitu count down menjelang jam 12 tengah malam
selesai, siapapun yang berada deket kita boleh saja dipeluk sambil ngucapin selamat tahun baru.
Setelah suasana riuh mereda, kami pun berkenalan. Mereka ber'empat, Sinta, Wina, Diana dan Lina, ngajakin aku
pindah ke table mereka, ngobrol ngalor ngidul saja sambil minum minum, Kulihat minuman mereka ada yang beralkohol dan ada yang tidak, aku sendiri
minum sedikit alkohol saja supaya bisa tetep seger tanpa pengaruh alkohol. Makin malam, suasana makin memanas aja, mereka udah pada joget2
diiringi lagu2 progressive, sementara aku cengar cengir saja ngeliatin kelakuan 4 abege yang makin liar.
Menjelang subuh mereka beranjak mau pulang, saat itu aku mencoba untuk menahannya. Masih sore begini mau pada kemana, mending juga kita
cari tempat yang lebih private untuk berasik ria. Ada temen-temen ku yang siap berasik ria kalo kalian minat. Mereka ber'empat saling berpandangan. Gimana,
pada minat gak, tanya Sinta, sepertinya dia yang menjadi kepala geng mereka ber'empat pada teman2nya.
Aku panggil temen-temen ku deh ya, kataku tanpa menunggu jawaban mereka. Temen-temenku, termasuk aku tentunya, ok..ok.. semuanya, ganteng2 dan
atletis Mereka langsung berakrab2 dengan teman2ku, kayanya temen2ku welcome semuanya buat mereka. aku sendiri mah lebih tertarik sama
Lina, abege yang menurutku paling muda dan paling cantik diantara mereka berempat, walaupun badannya paling langsing. Dan Lina pun gak keberatan
kalau aku milih dia. Memang aku demen banget ma abege yang imut, langsing walaupun tocil. Temen-temenku segera menggandeng pilihannya masing2
dan menghilang melanjutkan acara masing-masing.
Aku mengajak Lina ke apartmen temenku.Emangnya temen om gak ada di apartmen. Belon pulang kali Lin, jawabnya. Aku duduk di sofa, dia
duduk disebelahku. Lin, kamu paling cantik deh diantara ber4, kamu yang paling muda ya. Iya om. Kamu seringnya dugem berempat gitu, heboh banget
dugemnya, ampe minum alkohol segala”. “Gak si om, ni kan malem tahun baru, boleh lah sekali2 gila gini. Kalo gak gila gini kan kita
gak ketemu”, jawabnya manja. “iya juga si”. “Om napa milih Lina”. “aku suka ja ma abege imut kaya
kamu, sexy”. “Masa si om Lina sexy, kurus gini, tocil lagi, yang laen kan lebi toge”. “Justru yang tocil imut gini yang
lebi merangsang buat aku”. “Skarang dah terangsang ya om”. “Dari tadi”. “Dah ngaceng dong”,
Lina dah terpengaruh alkohol sehingga bebas banget ngomongnya.
“Periksa saja sendiri kalo mo tau ngaceng enggaknya”. Dia cuma senyum saja, masi malu untuk bertidak agresif, biar sudah terpengaruh
alkohol juga. emangnya kamu blon punya pacar?” Ada sih, cuma dia lagi keluar kota, gak sempet pulang, paling baru lusa dia balik lagi.
Ngapain, kok malem tahun baru ceweknya ditinggal tinggal?. Ada proyek yang mesti dia kerjain, tanggal 2 dah mesti run, jadi terpaksa deh gak bisa malem
tahun baruan sama Lina. Ya udah, ngabisin malem taun barunya sama aku aja ya.
Tiba2 aku mencium bibirnya. Dia kaget juga karena serangan mendadak ku, tapi langsung aja nya
ciumanku disambutnya. lidahku menjelajahi kedalaman mulutnya yang disambut dengan perlawanan lidahnya. Aku langsung menyapu langit-langitnya, kami berpagutan, saling balas. Sambil menciumnya, tanganku melingkari badannya dan kupeluk dia, sementara aku meremas toketnya
dari luar. Baju ketat yang dipakainya membuat toketnya tercetak dengan jelas walaupun imut juga. kedua tanganku terus meremas kedua toketnya
dengan penuh nafsu tanpa melepas ciumanku.
Dia mendesah tertahan karena merasakan nikmat yang tak terkira. tubuhnya dilanda fantasi nikmat yang membuat libido ku sendiri naik.
Remasanku yang kadang cepat dan melambat itu membuat nafsunya makin naik dan tak terkendali. aku melepas ciumanku tapi tidak menghentikan
remasanku. Kini dia merapat ke aku sehingga tubuh kami sangat dekat, hal ini membuat aku makin mudah meremas toketnya. aku sangat pintar
dalam hal mempermainkan nafsunya, dia sangat menikmati remasanku sehingga membuatnyau mendesah tak karuan. Umhh
uhh..uhhh
enak..om
uhhhhh
teru ss..uu.hh. Desahannya makin membakar nafsuku.
Aku menyeretnya ke kamar, aku melepas semua pakaianku hingga telanjang. batangku sudah menegang pada ukuran maksimalnya. “Ih,
batang om gede banget”. “Memangnya batang cowok kamu kecil ya Lin”. “Dibanding om punya ya kecil lah, ini mah extra
large ya om. Apa muat nanti di vegi Lina”. “Ya liat ja nanti, pasti kamu klojotan kalo batangku dah kluar masuk di vegy kamu”.
Aku menyuruhnya untuk menyepong batangku. Dia menggenggam batangku yang udah keras sambil dikocok2 lembut, sementara bibir dan lidahnya
memainkan bola2 ku dengan lincah. Kecupan2 kecil di bola ku sungguh bikin merinding, dan dia meneruskan dengan menjilat batangku dengan
gerakan pelan tapi sangat berasa, membasahi batangku dari bawah sampe ke atas, bolak-balik sampe batangku bener-bener keras.
mulutnya langsung menyambar dan mengemut kepala batangku. Hisapannya bener2 kuat dan liar, kemudian ritual itu diulanginya lagi. dijilatin
dari atas sampe bawah, bola2ku pun digigit2in lembut ampe aku terdiam keenakan. Lama juga dia mainin batangku dengan gemas, akhirnya
langsung saja dikulumnya kepala batangku yang besar itu. Mula-mula disapunya ujungnya dengan lidah sambil dikocok pelan dengan tangan
kirinya. ahh..ahh
isep Lin,” desahku nikmat. Dia masukkan kepala batangku kedalam mulutnya lalu diisapnya sehingga aku merem-melek
keenakan.
Tak seluruhnya batangku bisa masuk kedalam mulutnya. Dengan tangan kanannya, dikocoknya
batangku yang tak masuk kedalam mulutnya. Dia mengisap kepala batangku itu lalu dikeluar-masukkannya batangku itu kedalam mulutnya.
ah..uh..uhh..enak Lin
kamu jago nyepong yah
aku mendesah keenakan menahan nikmatnya disepong. Aku merasa sudah akan orgasme, batangku
berkedut-kedut dalam mulutnya, lalu sebuah lenguhan panjang keluar dari mulutku, aku menahan kepalanya sehingga batangku masuk lebih dalam
lagi, bersamaan dengan itu maniku menyembur memenuhi mulutnya, langsung ditelannya maniku dan dibersihkannya batangku dari sisa-sisa
maniku dengan lidahnya. Aku menarik batangku keluar dari mulutnya.
Tiba-tiba aku mendengar suara. wah..wah..kupikir siapa..Frans..kau gak bilang-bilang sih
Dia sangat kaget ternyata ada yang melihatku saat dia
mengulum batangku. kenalin, ini Heri, temenku yang punya apartmen ini. Ini Lina. Dia berjabat tangan dengan Heri, mulutnya masih belepotan maniku
yang meleleh keluar dari mulutnya saking banyaknya aku ngecret dimulutnya. Ya udah terusin aja, aku gak ganggu deh, kata Heri sembari keluar
kamar.
Aku langsung meremas toketnya lagi. Dia kaget sehingga dia mendesah keras. ahhhh..ahhhhhh
Aku menariknya ke kasur dan dalam posisi
duduk berhadapan aku melumat bibirnya sambil meremas toketnya. Libidonya makin tak terkendali dan dia membalas ciumanku. Tanganku
menelusup kebalik kaosnya dan meremas toketnya yang terbungkus bh warna putih. aku melepas ciumanku dan melepas kaos ketatnya, tanganku
lalu menggapai punggungnya dan melepas kaitan bh nya, lalu kulempar bh 32 A itu, sehingga toketnya yang imut yang putih mulus dengan pentil
yang masi masuk kedalam yang agak merah itu terlihat jelas.
Aku langsung membenamkan kepalaku di bukit kembarnya. ohhh
ohhh..om
dia mendesah menahan nikmat. Aku bermain cukup lama di sepasang
toketnya sampe pentilnya yang tadinya masuk ke dalem jadi mencuat keluar, kukenyot toket kanannya dan meremas toket kirinya sambil
terkadang mencubit pentilnya. Ohhh
ohhh
ter..usss
om..ohhhh dia mendesah lagi. aku makin bernafsu untuk mengenyot toketnya, sedangkan
tanganku tak berhenti meremas toket nya yang tak lagi kukenyot.
Setelah puas menyusu toket kanannya, aku langsung mengenyot toket kirinya, kenyotanku semakin liar dan remasanku pun makin tak karuan.
uh..om
.oh
oo..ohhhh
.enak..omh..terus desahnya karena kenyotanku yang membuat dia merasakan nikmat yang tak terbayangkan. Sambil
mengenyot, aku memilin pentilnya yang tak kukenyot. Setelah 13 menit mengenyot toketnya, aku berhenti mengenyot lalu memilin kedua pentilnya
sehingga libidonya semakin naik dan makin meledak-ledak.
Puas bermain dengan toketnya, aku langsung melepas celana dan cdnya sehingga aku dan dia telanjang. Aku memandangi tubuhnya dengan
penuh napsu, perutnya rata, pinggangnya kecil, bulu2 di selangkangannya juga masih dikit. Aku langsung merebahkannya di kasur. Veginya sudah
sangat basah. Tanpa berlama2 lagi, aku langsung melahap veginya. Bibir tipis coklat muda itu aku isep2 dengan kuat, lidahku menelusuri belahan
bibir veginya menuju klitnya yang juga aku gelitik dengan ujung lidah disusul isepan2 kuat, tubuhnya menjadi bergetar dan tersentak2 keenakan.
Lalu kumasukkan jariku disitu dan kugerakkan maju mundur, oh
ohh..oh..ohh..umhhh
ahh..a ..aaaaahhhh.
dia mendesah karena tak tahan setiap
diperlakukan seperti itu.
Setelah puas menyodok dengan jari, aku langsung mengarahkan batangku. Kugosok-gosokkan batangku pada bibir veginya sehingga ia kelojotan
menahan nikmat. ahh..ahh
ayo om..uhhh.. sambil mendesah dia memegang batangku lalu mengarahkannya kedalam veginya. aku langsung
menyentakkan kepala batangku. Bibir coklat muda-nya itu terkuak oleh batangku menampakkan vegi yang bersih berwarna pink kemerahan,
sementara dia berbaring telentang dengan mata terpejam sambil menghisap2 jemari tangannya.
Tapi ketika kepala batangku mulai menguak bibir veginya, tiba2 dia meringis kesakitan. “gede banget si batang om”, katanya.
pelan2 aku masukin batangku menembus celah sempit veginya. Aku atur posisi kakinya supaya veginya lebih terbuka. masukinnya aja agak susah.
Seru aja ngeliat kepala batangku berusaha menguak sepasang bibir coklat muda veginya.
“Sakit nggak, Lin?” “Udah nggak kok, om… Enak2 aja…” Aku mulai menggoyang batangku keluar
masuk dengan pelan, dia memejamkan mata sambil mendesis2 dikit dan sekali2 menggigit bibirnya. Aku pelan2 goyangnya sambil sesekali ciumin
bibir dan sepasang toketnya. Alamak peretnya. Aku berhenti tiap dia meringis, dan dorong ke dalem sejengkal demi sejengkal hingga batangku bisa
masuk semuanya. Hangatnya veginya langsung menyelimuti batangku dan jepitan dinding veginya memang serasa menghimpit kuat. Dia
mengulurkan tangannya ke aku, minta supaya badan kuturunkan dan doi bisa aku. Dengan kedua tangan bertumpu di siku, pelan2 banget aku
enjotin batangku ampe dia mulai bisa menikmati kehadiran batangku dalam veginya. aku ciumin telinga, leher dan sepasang pentilnya ampe dia
menggelinjang kegelian bercampur enak.
Aku menindih dia dengan bertumpu di siku dan batangku terus menghantam veginya dalam tempo tinggi, sedangkan bibirku asyik berpagutan
liar ama bibirnya sambil sekali2 turun isepin sepasang pentilnya. Kakinya kini melingkari pinggulku. Aku yang sudah penuh nafsu itu langsung
menggenjot batangku keluar masuk, makin lama makin cepat. Gesekkan batangku didalam veginya membuat dia merasa nikmat. ahh
ahh
ayo
om..uhh..genjot..yang..cepet ..ahhhh
Mendengar desahannya itu, aku langsung meningkatkan kecepatan sehingga genjotanku sangat cepat. Terdengar bunyi berdecak setiap
batangku menusuk veginya. Banyaknya cairan pelumas dalam veginya membuat batangku leluasa bergerak. ohhhh
ohhhhhhh
.oohhhhhhh
.e.
.enak..uhh hh ampe akhirnya dia peluk erat punggungku dan badannya bergetar tanda kalo dia udah mendekati puncak. Dengan kondisi otot2
veginya yang makin mencengkeram, aku percepat goyangan dan menghujani veginya dengan tusukan2 kencang.
Seluruh badannya bergetar seirama genjotanku yang cepat. Tocilnya bergerak seirama genjotanku. melihat itu aku makin bernafsu, langsung
kucaplok toket kirinya dan meremasnya dengan gemas, genjotanku juga semakin cepat. uhh..uh..uhh..uhh..uhhhh..enak..umhh.. genjotanku yang
begitu cepat itu membuat dia mendesah keenakan dengan suara erangan manja. Tempo genjotan pun aku tingkatin ampe dia mendesis2 keenakan
di sela2 guncangan tubuhnya yang terkena hajaran batangku. Dia juga memainkan posisi kakinya, kadang terbuka lebar, kadang tergantung sambil
menyilang, kadang ditaruh di pundakku hingga sensasinya buat aku juga berbeda2.
Sampe suatu waktu, tangannya menggapai2 dan menarik kepalaku turun untuk melumat bibirku sementara batangku terus menusuk2 veginya.
Mendadak, dia melepaskan pagutannya dari bibirku, kedua tangannya memegang pipiku, dan dari mulutnya keluar erangan2 nikmat yang bertubi2,
Ohh…, ohh…, ahhh…, sshhh…, ohhhhhhhh… Langsung deh aku pentokin batangku sedalem2nya dan dia pun
menggelepar2 di bawah badanku. Nafsunya sepertinya juga makin tak terkendali, sampai akhirnya dia memelukku dengan erat dan veginya terasa
mencengkeram kuat batangku, “om, Lina nyampe om…. aaaahh…” genjotanku makin cepat sambil terus meremas toket
kirinya. Kurasakan batangku berkedut-kedut lalu menyemprotkan maniku kedalam mekinya sambil melenguh panjang. ohh
enak om
kataku.
Dia mengatur nafasnya, aku meremas pelan toket kanannya, kemudian berganti ke toket kirinya. Pentilnya yang mulai mengeras terus kukenyot,
pelan2 batangku mulai tegak lagi. “Ih, om gak da matinya, baru ja ngecret di vegi Lina dh ngaceng lagi”. “Kamu nikmat gak
barusan”. “Banget om”. “Mana nikmat dengan cowok kamu”. “nikmat ma om lah, mana batang om gede
gitu lagi”. “Masi mo ngerasai yang nikmat2 kan”. “So pasti”. “Ok, kalo gitu mulai lagi yuk, aku juga blon
puas ngerasain kedutan vegi kamu. Vegi kamu peret abis deh, makanya berasa banget kedutannya. Kamu diatas ya Lin”.
Setelah batangku mengeras lagi aku rebah di kasur. Dia kemudian bangun dan menaiki tubuhku yang kini telentang di ranjang, dia berjongkok di
atas batangku, dia langsung mengarahkan batangku ke veginya dan dalam satu hentakan, kepala batangku menancap dalam veginya. kemudian
diiringi suara mendesis2 dari mulutnya, batangku yang tegak dan keras itu makin dimasukin dalam veginya. Ssshhh…, gede banget sih om
punya…, desahnya sambil terus menggoyang2kan pinggulnya ampe batangku masuk semuanya ke dalem.
Aku merasakan jepitan otot veginya yang cukup kuat, dan ketika dia mulai bergoyang, batangku beneran serasa dibetot2. Kedua tangannya
menggenggam erat tanganku untuk menjaga keseimbangannya hingga pinggulnya bisa bergerak maju-mundur dengan kecepatan tinggi. Aku sambut
setiap gerakan majunya dengan tusukan kuat dari bawah yang membuat dia menjerit2 keenakan. Buat aku sendiri rasanya nikmat banget deh tiap
kali batangku menusuk ampe mentok dalam veginya, trus diputer ama goyangan pinggulnya ampe kaya ditarik ama libasan angin puting beliung.
Sepertinya buat dia, mentoknya batangku berulang kali dalam veginya itu juga memberikan nikmat luar biasa sehingga goyangannya jadi makin
kuat aja.
Trus tepat pada satu momen di mana batangku seakan menyodok lebih dalem lagi, tiba2 dia terpaku dan tangannya mencengkeram kuat
tanganku, lalu ambruk di atas badanku sambil mengeluarkan erangan panjang…Ah, gila… Ssshhh… Enak banget om…
Tanpa menunggu perintah, dia langsung menggoyangkan kembali pinggulnya dengan kecepatan tinggi ampe batangku makin serasa dibetot2 oleh
jepitan veginya. Tanganku mengelus setiap lekuk
tubuhnya lalu kedua tanganku berhenti di toketnya.
Aku mengelus kedua toketnya sambil menyibakkan rambutnya yang menutupi toketnya. Rabaanku membuat dia geli. Aku meraba-raba toketnya
lalu memilin kedua pentilnya sehingga membuatnya seperti tersengat listrik. Sambil sedikit medesah dia terus menggoyangkan pinggulku,
sedangkan aku masih senang bermain-main dengan kedua pentilnya yang sudah mengeras itu, kucubit dan kupilin-pilin pentilnya, ahh..ahh..pentil
mu ngemesin sih Lin
Permainannya pada pentilnya membuat nafsunya makin meledak, digoyangkannya terus pinggulnya sedangkan aku kini meremasi kedua
toketnya. Aku terus ja menyambut goyangannya dengan tusukan2 kuat dari bawah yang membuat dia beberapa kali terhenyak kembali karena
nikmat dan mengeluarkan erangan2 penuh nafsu. dengan tangan bertumpu di atas dadaku, dia terus bergoyang. Goyangannya lebih pelan dari
waktu awal2 tadi tapi lebih dihayati, veginya pun serasa makin erat aja menjepit batangku.
Posisi pantatnya sedikit nungging ketika pinggulnya berputar, seolah berusaha supaya batangku kena titik yang pas dalam veginya. Dan ketika
nafasnya mulai memburu disertai dengan erangan2 nikmat, aku bantu angkat panggul ke atas hingga penetrasi maksimal. Reaksinya makin
menggila, tanganku dicengkeram erat sementara pinggulnya bergoyang dengan kencang menikmati batangku yang udah mentok di dalem.
Terus saja dia menggoyangkan pinggulnya dengan cepat, toketnya yang terus kuremas itu membuat dia merasakan nikmat tak terbayangkan,
pentilnya sudah keras dan toketnya basah terkena keringat, tubuhnya sudah basah kuyup karena keringat, sampe keringatnya menetes ke tubuhku.
Dia memejamkan mata sambil terus menggoyangkan pinggulnya, lalu Uhhhhhhhhhhhhh
. Dia mengerang panjang, tubuhnya menggelinjang dan
cairan kenikmatan membanjiri veginya, dia mendapatkan orgasmenya. tubuhnya bergetar hebat selama beberapa detik dan terkulai lemas di
atasku. “Oooooh om, nikmat banget deh, Lina dah lemes om, om blon kluar ya”. Aku senyum ja mendengar lenguhannya.
“Ganti posisi lagi ya Lin”, jawabku dan dia cuma mengangguk lemah.
Aku mengatur posisi tubuhnya jadi berbaring telungkup tapi pantatnya nungging tinggi ke atas. Aku masukin batangku ke dalam hangatnya
veginya, berasa banget betapa dinding veginya menjepit batangku dengan erat. Dimulai dengan tusukan2 pelan yang lalu temponya berubah
kencang, dia kembali mengeluarkan suara rintihan2 nikmat sambil tangannya mencengkeram bantal. Aku pun menikmati gesekan2 dinding veginya
pada keseluruhan batangku. Aku dorong pantatnya ke bawah ke posisi doggie sambil tidur, trus tingkatin kecepatan lagi. Dia udah ga nahan2 lagi
jeritan nikmatnya dan terasa dinding veginya makin mengejan rapat, yang lalu aku hantam bertubi2 ampe akhirnya badannya bergetar2 karena dia
kembali mencapai orgasmenyai, trus dia menengokkan kepalanya ke belakang supaya bisa ciuman ama aku.
Aku merasa bentar lagi aku juga akan ngecret. Pindah ke gaya tusuk samping, dia berbaring dan mengangkat kakinya buat ngasi jalan batangku
masuk dari belakang. Posisi aku berbaring miring kearahnya. Begitu batangku masuk, dia merapatkan kakinya supaya makin ngejepit. Aku
merengkuh tubuhnya dalam pelukanku sambil menikmati kekenyalan sepasang tocilnya dalam genggaman tanganku, lalu mulai membangun tempo
enjotan. Kalo waktu doggie tadi jepitannya udah berasa luar biasa, dalam posisi ini ternyata bisa lebih ngejepit lagi. Konsentrasi, trus mulai dengan
enjotan2 dalam yang membuat dia kembali mengerang2 nikmat, dan aku percepat enjotanku ampe getarannya membuat ranjang berderak2 kaya
mau rubuh. Suara erangannya membuat aku jadi makin bernafsu. “Lin, bareng yuk keluarnya”.
Dia cuma mengangguk dengan mata yang masih terpejam, jadi kupeluk tubuhnya makin erat dan pepetin panggulku ke pantatnya dengan kuat,
kupentok2in batangku sambil dijepit kuat ama dinding2 veginya. Akhirnya crot..crot.. menyemburlah maniku dengan hebatnya dalam beberapa kali
semburan yang dibarengi dengan cengkeraman kuat tangannya di lenganku yang menandakan kalo dia juga mencapai orgasmenya pada saat yang
bersamaan. “Om jago amir deh ngegenjotnya, Lina ampe trus2an klimax, om baru sekali ngecretnya, lemes banget deh om”.
“Tapi nikmat kan..” “Bangetz”. “Mo lagi gak”. “Ya maulah, nikmat gini masak gak mau, tapi
istirohat dulu ya om, Lina lemes banget”.
Tiba-tiba kudengar pintu kamar terbuka, ternyata Heri tak tahan mendengar desahanku barusan. “aku
pengen juga dong Lin, bole ya”. Lina cuman ngangguk lemes, “tapi istirahat dulu ya om, abisnya om Frans jago banget neggojek vegi
Lina ampe Lina trus2an deh klimaxnya”. “O iya deh, kamu istirahat dulu, aku ambilin minum ya”. Heri keluar kamar dan
kembali membawa 2 minuman kaleng, satu dia kasi ke Lina dan satunya untukku. Lina dan aku segrea menanggak abis minuman yang dibawakan
Heri. “Bocor nih kalengnya”, gurauku.
Heri pun keluar kamar kembali dan membawakan lagi 2 minuman kaleng yang laen lagi. itu pun segera licin tandas membasahi tenggorokan Lina
dan aku. “Wah, kerja rodi ya ampe aus gitu, mau lagi kah?” “Gak dah cukup kok, makasi, serah terima ya Linanya ke
kamu”. Aku langsung meninggalkan kamar dengan penuh kenimatan untuk memberi kesempatan ke Heri untuk menggarap veginya Lina juga. Begitulah cerita nya .. ( Sekian.... )
0 comments:
Post a Comment