SELAMAT DATANG DI SABUNKERING MAINKAN INIPOKER DI LINK ALTERNATIF BANGMACAN.COM MINIMAL DEPOSIT 25.000 MINIMAL WITHDRAW 50.000 DAN DAPATKAN BONUS CASH BACK 0.3% DI BAGIKAN 2 KALI DALAM SEMINGGU

Aku Menikmatinya Dengan Teman Online


Aku Menikmatinya Dengan Teman Online  - Aku adalah wanita berusia 27 tahun, sekarang aku tinggal hanya sendirian di rumahku yg terletak di salah satu komplek yg disebut sebagian orang sebagai komplek orang berduit di wilayah Medan. Walau Aku telah lama menikah hingga kini aku belum memiliki anak. Rumah yg kutempati ini adalah hadiah Warisan Keluarga untukku.


“Sebagai bukti ketulusan sayangku padamu” katanya.
Rumah-rumah di komplek di tempat tinggalku terbilang saling berjauhan karena masing-masing rumah memiliki pekarangan yg luas. Hidup di Medan menyebabkan aku juga tidak begitu mengenal tetanggaku. Kami masing-masing memiliki kehidupan sendiri-sendiri.

Malam itu, aku pulang agak larut karena baru pulang dari bertemu salah seorang teman yg baru kukenal dari dunia maya. Setelah mengunci pintu depan aku mencari-cari kontak lampu karena suasana rumahku masih gelap. Begitu lampu menyala, aku langsung menuju kamarku untuk mengganti baju yg kotor.

Aku melepaskan seluruh pakaianku lalu menyimpan baju kotorku di keranjang yg memang kusediakan di kamar untuk pakaian kotor. Sungguh aku sekarang telanjang bulat. Aku merasa sendiri di rumahku sehingga aku merasa bebas walaupun ke ruang tengah atau ke dapur dalam keadaan telanjang.Aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku. Selesai mandi rasanya badanku terasa segar. Kemudian duduk santai menonton TV di ruang tengah sambil minum susu hangat. Aku hanya melilitkan handuk pada badanku, sambil mengeringkan rambutku dengan kipas angin aku buka channel TV sana-sini. Acaranya tidak ada yg menarik hatiku.
Iseng-iseng aku menonton film Bf koleksiku yg baru saja aku download. Melihat adegan di film aku menjadi sedikit terangsang melihat adegan itu,
“Aaah.. seandainya ada seorang pria disampingku saat ini”,pikirku.
Aku melepaskan handuk yg melilit badanku, lalu mengelus-elus payudaraku sendiri dengan lembut. Payudaraku memang cukup besar ukuran 34 B, tadi saja saat bertemu dengan temanku pertama kalinya dia memuji bentuk payudaraku “Montok” ujarnya. 

Untuk urusan mengurus badan, aku memang agak telaten. Karena bagiku kecantikan wanita dan kemulusan badan itu adalah harga mati. Aku tidak menyadari sama sekali kalau ada sepasang mata yg memperhatikan kegiatanku
Kuelus-elus buah dadaku dengan lembut hingga terus terang menimbulkan rangsangan tersendiri bagiku. Libidoku tiba-tiba datang dan hasratku jadi memuncak, rasanya aku ingin berlama-lama, matakupun tak terasa mulai sayu merem melek merasakan rangsangan.
Kali ini bukan lagi belaian yg kulakukan, tp aku sudah mulai melakukan remasan ke buah dadaku. Kuputar-putar puting susuku dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjukku. Nikmat sekali rasanya. Tanganku perlahan-lahan turun mengelus-elus selangkanganku. Saat jari-jariku mengenai bibir-bibir memekku, aku pun merasakan darah yg mengalir di tubuhku seakan mengalir lebih cepat daripada biasanya.

Aku terangsang sekali, liang memekku sudah dibanjiri oleh lendir yg keluar membasahi bibir memekku. Lalu jari-jariku kuarahkan ke klitorisku. Kutempelkan dan kugesek-gesek klitorisku dengan jariku sendiri hingga aku pun tak kuasa membendung gejolak dan hasratku yg semakin menggebu. Badanku melengkung merasakan kenikmatan, ku kangkangkan pahaku semakin lebar. Jari tengah dan telunjuk tangan kiriku kupakai untuk menyibak bibir memekku sambil menggesek-geseknya. Sementara jari tengah dan telunjuk tangan kananku aktif menggosok-gosok klitorisku.
Kualihkan jari tangan kananku ke arah lipatan memekku. Ujung jariku mengarah ke pintu masuk liang kenikmatanku, kusorongkan sedikit masuk ke dalam. Liang memekku sudah benar-benar basah oleh lendir yg licin hingga dengan mudahnya menyeruak masuk ke dalam liang memekku. Kini jari tangan kiriku sudah tidak perlu lagi menyingkap bibir kemaluanku lagi hingga kualihkan tugasnya untuk menggesek-gesek klitorisku.Kukocokkan jari tangan kananku keluar masuk liang memekku. Jari-jariku menyentuh dan menggesek-gesek dinding memekku bagian dalam, punggung dan kepalaku jadi tersandar kuat pada sofa di ruang tengah, seakan-akan tubuhku melayang-layang dengan kenikmatan tiada tara.

Aku sudah benar-banar mencapai puncaknya untuk menuju klimaks saat ada sesuatu yg rasanya akan meledak keluar dari dalam rahimku, ini pertanda aku akan segera mencapai orgasme. Gesekan jari tangan kiri di klitorisku makin kupercepat lagi, demikian pula kocokan jari tangan kanan dalam memekku pun makin kupercepat pula. Untuk menyongsong orgasmeku yg segera tiba, kurasakan kedutan bibir memekku yg tiba-tiba mengencang menjepit jari-jariku yg masih berada di dalam liang senggamaku.



Bersamaan dengan itu aku merasakan sesekali ada semburan dari dalam yg keluar membasahi dinding memekku. Aku serasa sedang kencing namun yg mengalir keluar lebih kental berlendir, itulah cairan maniku yg mengalir deras.
“Ahh..” aku terpekik, lalu tubuhku bergetar hebat. Setelah beberapa detik baru terasa badanku seperti lemas sekali. Mataku terpejam sambil menikmati rasa indah yg menjalar di sekujur badanku, tiba-tiba tersa ada benda dingin menempel di leherku. Mataku sedikit terbuka, lalu…..

“ Diam atau lehermu akan terluka.” Suara seorang laki-laki terdengar mengejutkanku. Jantungku rasanya hampir berhenti menyadari ada pria yg menempelkan pisau ke leherku, dan aku dalam keadaan telanjang……..Aku terdiam tak berdaya ketika dia berusaha mengikat tanganku. Aku takut kalau dia merasa terancam, maka dia akan membunuhku. Matanya jelalatan melihat tubuhku yg tidak tertutup sehelai kain. Terbersit penyesalan dalam hatiku, kenapa aku sangat gegabah. Bagaimana dia masuk ke dalam rumah ini, dan apa yg akan mereka lakukan. Segala macam perasaan dalam diriku 
saat itu.

“He.. he.. he… cantik, ijinkan aku untuk membantumu menyelesaikan hasrat terpendam dalam dirimu.” lelaki itu duduk disampingku.
“Nah cantik…. Sekarang aku akan memuaskanmu.” Ternyata Laki-laki itu adalah lelaki yg aku kenal ,“Joni, apa maksud semua ini”, teriakku.

Joni adalah teman dunia maya yg siang tadi sempat bertemu denganku. Tidak kusangka dia mengikutiku hingga ke rumah tempat tinggalku. Joni hanya diam mendengar pertanyaanku kemudian dengan kalemnya dia raih tangan dan pinggangku untuk memelukku. Antara takut dan marah, aku masih berontak dan berusaha melawan. Kutendangkan kakiku ke tubuhnya, tetapi.. Ya ampuunn.. Dia tidak bergeming sama sekali terhadap hal itu.
Joni lalu menyeretku menuju ke kamar tidurku. Aku setengah dibantingkannya ke ranjang. Dan aku benar-benar terbanting. Dia ikat tanganku ke backdrop ranjang itu. Aku meraung, menangis dan berteriak sejadi-jadinya, tp hanya terdengar gumaman dari mulutku karena mereka membekap mulutku. hingga akhirnya, sehingga aku menyadari tidak ada gunanya lagi berontak maupun berteriak. Sesudah itu dia tarik tungkai kakiku mengarah ke dirinya. Dia nampak berusaha menenangkan aku, dengan cara menekan mentalku, seakan meniupi telingaku. Dia berbisik dalam desahnya,
“Ayolah Sisca, jangan lagi memberontak. Percuma khan, jarak antar rumah di komplek ini cukup berjauhan. Lagian kalaupun ada yg tahu mereka tidak akan berani menggangu”.
Aku berpikir cepat menyadari kata-katanya itu dan menjadi sangat khawatir. Joni seakan-akan sengaja memperhitungkan keadaan. Kemudian dengan tersenyum dia benamkan wajahnya ke ketiakku. Dia menciumi, mengecup dan menjilati lembah-lembah ketiakku. Dari sebelah kanan kemudian pindah ke kiri. Menimbulkan rasa geli sekaligus membangkitkan gairah. Tangan-tangannya menjamah dan menelusup kemudian mengelusi pinggulku, punggungku, dadaku. Tangannya juga meremas-remas susuku. dengan jari-jarinya dia memilin puting-puting susuku. Disini dia melakukannya mulai dengan lembut dan demikian penuh perasaan. Bajingan! Dia pikir bisa menundukkan aku dengan caranya yg demikian itu. Aku terus berontak dalam geliat.. Tetapi aku bagaikan mangsa yg siap diterkam.

Aku sesenggukan melampiaskan tangisku dalam sepi. Tak ada suara dari mulutku yg tersumpal. Yg ada hanya air mataku yg meleleh deras. Aku memandang ke-langit-langit kamar. Aku merasa sakit atas ketidak adilan yg sedang kulakoni. Kini Joni menatapku. Aku menghindari tatapan matanya. Dia menciumi pipiku dan menjilat air mataku,
“Sisca Kamu cantik banget ….. ” dia berusaha menenangkanku.
Dia juga menciumi tepian bibirku yg tersumpal. Tangannya meraba pahaku dan mulai meraba-raba kulitku yg sangat halus karena tak pernah kulewatkan merawatnya. Joni tahu kehalusan kulitku. Dia merabanya dengan pelan dan mengelusinya semakin lembut. Betapa aku dilanda perasaan malu yg amat sangat. Hanya suamiku yg melihat auratku selama ini, tiba-tiba ada seorang laki-laki asing yg baru saja aku kenal demikian saja merabaiku dan menyingkap segala kerahasiaanku.
Aku merasakan betisku, pahaku kemudian gumpalan bokongku dirambati tangan-tangannya. Pemberontakanku sia-sia. Wajahnya semakin turun mendekat hingga kurasakan nafasnya yg meniupkan angin ke selangkanganku. Joni mulai menenggelamkan wajahnya ke selangkanganku.
“ Ah…..” Bukan main. Aku tak kuasa menolak semua ini. Segala berontakku kandas. Kemudian aku merasakan lidahnya menyapu pori-pori selangkanganku.

Lidah itu sangat pelan menyapu dan sangat lembut. Darahku berdesir. Duniaku seakan-akan berputar dan aku tergiring pada tepian samudra yg sangat mungkin akan menelan dan menenggelamkan aku. Aku mungkin sedang terseret dalam sebuah arus yg sangat tak mampu kulawan. Aku merasakan lidah-lidah Joni seakan menjadi seribu lidah. Seribu lidah Joni menjalari semua bagian-bagian rahasiaku. Seribu lidah Joni inilah yg menyeretku ke tepian samudra kemudian menyeret aku untuk tertelan dan tenggelam. Aku tak bisa pungkiri. Aku sedang jatuh dalam lembah nikmat yg sangat dalam.. Aku sedang terseret dan tenggelam dalam samudra nafsu birahiku. Aku sedang tertelan oleh gelombang nikmat syahwatku sendiri.

Dan saat kombinasi lidah yg menjilati selangkanganku dan sesekali dan jari-jari tangannya yg mengelusi paha di wilayah puncak-puncaknya rahasiaku, aku semakin tak mampu menyembunyikan rasa nikmatku. Isak tangisku terdiam, berganti dengan desahan dari balik kain yg menyumpal mulutku. Dan saat kombinasi olahan bibir dan lidah dipadukan dgn bukan lagi sentuhan tetapi remasan pada kemaluanku, desahanku berganti dgn rintihan yg penuh derita nikmat birahi.
Joni tiba-tiba mrenggut sumpal mulutku.Dia begitu yakin bahwa aku telah tertelan dalam syahwatku.
“Ayolah, sayang.. mendesahlah.. merintihlah.. Puaskan aku….. bukankah itu yg kamu inginkan, aku akan merealisasikan semua fantasimu yg selama ini terpendam”
Mendengar itu rasa takut hilang aku mendesah dan merintih sangat histeris. Kulepaskan dgn liar derita nikmat yg melandaku. Aku kembali menangis dan mengucurkan air mata. Aku kembali berteriak histeris. Tetapi kini aku menangis, mengucurkan air mata dan berteriak histeris beserta gelinjang syahwatku. Aku meronta menjemput nikmat. Aku menggoyang-goyangkan pinggul dan pantatku dalam irama nafsu birahi yg menerjangku.

Aku tak mampu mengendalikan diriku lagi. Aku bergoncang-goncang mengangkat pantatku untuk mendorong dan menjemputi bibirnya karena kegatalan yg amat sangat pada kemaluanku dilanda nafsu birahi. Dan kurasakan betapa kecupan dan gigitan lidah Joni ini membuatku seakan-akan menggigil dan gemetar lupa diri.
“Masukin… Joni.. auh… aku gak tahan…..siksa aku lecehkan aku..aah.. jadikan aku budak seksmu” aku mendesah tidak karuan. 
Akhirnya karena tak mampu aku menahannya lagi aku merintih.
Mendengar desahan ku Joni terlihat tersenyum, dan “Cuihh” dia meludahiku. Tp entah kenapa aku semakin bergairah.
“Aahh ludahi aku, lecehkan aku, perkosa aku” rintihku tanpa bisa menahan nafsuku yg sudah lama kupendam.
“Hahaha Sisca.. Sisca.. dasar pelacur kamu, maunya cuma dipenis aja kan” Joni berkata setelah seolah hendak menghinaku.

Tp perasaan apa ini aku malah menikmatinya. Ingin lebih lagi dihina dan dilecehkan seperti ini.
“Tetek mu bagus Sisca” puji Joni terhadap payudara ku, tp Plak..plak,.. tiba-tiba Joni menampar payudaraku dgn sangat kasar.
“Ahhh..” aku melenguh kesakitan namun juga merasakan nikmat yg sangat sulit dibayangkan.
Joni sepertinya mempraktekkan semua hal yg dulu pernah kami bicarakan didalam chating.
“Kamu suka kan teteknya ditampar seperti ini, benarkan ayo jawab Pelacur” Joni mulai berkata kasar kepadaku tp ini adalah fantasiku yg sudah lama ingin aku dapatkan.
“Lagi hina aku lebih kasar lagi”, batinku meminta.
“Ayo berdiri kamu perek cepat jilatin penis sama penisku” perintahnya, awalnya aku merasa jijik tp entah kenapa aku begitu menikmati ini,
Serr… dari lubang kencing penis Joni keluar air saat aku sedang mengulumi penisnya.
“Uhukk… uhukk…”, aku tersedak karena kaget. Melihat itu Joni memerintahkan aku untuk meminum air kencingnya.
“Ayoo minum .. pelacur hauskan?? minum yg banyak!!” teriaknya. Sambil menampar Pipiku
“Plak.. Plaaak…” memaksa agar mau membuka mulutku.
Rambutnya ditarik olehnya hingga aku jatuh terjerembab. Namun Joni bukannya berhenti malah dia semakin mengencingi aku dgn air seninya.
“Gimana bukannya Kamu suka dikencingin seperti ini haaah” Aku yg memang sudah tidak bisa lagi menaha diri langsung membuka mulutnya dan meminum kecing yg jatuh.
Aku mulai mendesah seperti orang kesurupan
“Iyaa Joni,, mandiin lacurmu dgn kencing,, oooggghhhh”
“Berdiri”, perintah Joni dengan menarik rambutku dan dia kemudian menyuruhku untuk menungging. Plaak.. Plak… Joni menampar pantatku “Hahaha pantat ini dah dianal sama siapa ja haah..plak..plak..ayo bilang” Joni mulai kembali menghinaku dgn kata-katanya
“ooggghh, ampuun Joni, aahh,, anusku baru sama suami saya saja,, oouuwwggghhh” lenguh ku saat Joni berkali-kali menampar pantatku.
Kemudian aku merasakan Joni mulai membuka pahaku dan terlihatlah Memek ku yg merona dan merekah. “Plaak… Plaak” kali ini giliran memekku yg ditamparnya.
“Aaahh” aku mendesis merasakan kenikmatan saat dia melakukannya.
“oogghh,, mmmmmm,, enaak Joni,, mksihh Joni, ooogghhhh,, tampar memek lacurmu Joni,, kerasss,, uuggghhh”
“ooouuhh tampr keras,, sini jarimuu,, masukin Joni tusuk yg cepatt n kasarr,, oohhhhh,,” aku semakin meracau dan kehilangan kesadaran
“Aaaagggghhhh..,” aku akhirnya mengalami orgasme kembali namun kali ini terasa begitu nikmat. Sudah sejak lama aku mengidam-idamkan hal ini.
Rintihan itu membuat Joni itu mendekatkan wajahnya ke wajahku hingga bisa kuraih bibirnya. Aku rakus menyedotinya. Aku berpagut dgn pemerkosaku. Aku melumat mulutnya. Aku benar-benar dikejar badai birahiku. Aku benar-benar dilanda gelombang syahwatku.



Aku betul-betul tidak sabar menunggu dia melepas pakaiannya. Aku masih berkelojotan diranjang. Dan kini aku benar-benar menunggu Joni itu memasukkan penisnya ke kemaluanku pula. Aku benar-benar berharap karena sudah tidak tahan merasakan badai birahiku yg demikian melanda seluruh organ-organ peka birahi di tubuhku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yg sama sekali diluar dugaanku. Aku sama sekali tak menduga, karena memang aku tak pernah punya dugaan sebelumnya. Kemaluan Joni ini demikian gedenya.
Rasanya ingin tanganku meraihnya, namun belum lepas dari ikatan dasi di backdrop ranjang ini. Yg akhirnya kulakukan adalah sedikit mengangkat kepalaku dan berusaha melihat kemaluan itu. Ampuunn.. Sungguh mengerikan. Rasanya ada pisang ambon gede dan panjang yg sedang dipaksakan untuk menembusi memekku. Aku menjerit tertahan. Tak lagi aku sempat memandangnya.
Joni ini sudah langsung menerkam kembali bibirku. Dia kini berusaha menjulurkan lidahnya di rongga mulutku sambil menekankan penisnya untuk menguak bibir memekku. Kini aku dihadapkan kenyataan betapa besar penis di gerbang kemaluanku saat ini. Aku sendiri sudah demikian dilanda birahi dan tanpa malu lagi mencoba merangsekkan lubang kemaluanku.Cairan-cairan kewanitaanku membantu penis itu memasuki kemaluanku.

“Hahaha sini nungging aku mau masukin penis ke memeknya” perintahnya kepada ku.
Joni memasukan dgn cepet ke penisnya dan slheebebb, seketika penisnya amblas kedalam memekku.
“Blesek……..Blesek………. Ohh…… Kenapa sangat nikmat begini…….. Oh aku sangat merindukan kenikmatan ini…..” Aku semakin meracau.
“Plak. Plakk..” beberapa tanparan diberikan kepada pantatku.
“Ayo goyang pantatnya lacur” teriak Joni.
“Ahh iyaa Joni,, mmmm,, aahhhh, oouuwwhh,, maki, hinaa Sisca yg bnyaakk,ooohhhhh”
“hahaha kamu memang murahan!! memek loh yg sudaah dientot oleh penis orang haah” kata-kata Joni semakin membuat ku bergairah
“teruuss Joni mmmpphhhh,,”
“hahahahahaha kamu maniak sex ternyata Sisca.. pecun sialan”
“plak… cepat goyang” semakin aku meracau semakin sering Joni menampar pantatku seakan dia sedang memacu seekor kuda.
“oohh iyaa Joni lacurmuu goyng yg cepaat,, uuhh, mmmm,”mm,, oohh cd Joni mana,, lacurmu mau gigit,, ooohhh” aku sudah mulai berani meminta hal yang sedikit gila aku sudah menikmati kejadiaan ini.
“hahaha ini makan cdnya masukan kedalam mulut kamuaah cepat lacur goyang yg cepat Joni mau keluar kan pejunya cepat kamu juga” Joni terlihat senang dgn aksi yg aku lakukan
“plak..plak..aaahrhh ayo percepat goyangnya”
“oohh, iyaa Joni Siscaaa goyang,, keluarinn yg bnykk,, aahhh,, tampar Sisca tuaann,, aahhhh”
“hahaha kamu suka ya.. plak..plak..ayo cepat pplak..”
“Joni keluarin didalam Joni hamili aku”
“Kamu mau dihamilin haah?? Sini akan aku hamilin kamu”jawab Joni mendengar ocehanku
“iyaa Joni,, uuhh, uuhh,? mmm,, aaahhhh”
“iyaa Joni, hamilin Sisca ooohh,, ,, oouuwwhh enaakkk Joni,,mmm”
“mmmmm,, mmmm,, Sisca sukaaa, aahhhh”
“suka apa haah… plakkkk..plakkkk..plakkkk..bilang yg jelas” Joni menghardiku
“ouuwwhh,, sukaa di penisin Joni,, aahhh,,”
“siapa yg suka ??plakkkk..plakkkk..plakkkk..”
“aahh, Sisca pelacurnya Joni,,uuuhh”

Sensasi cengkeraman kemaluanku pada bulatan keras batang besar penis Joni ini sungguh menyuguhkan fantasy terbesar dalam seluruh hidupku selama ini. Aku rasanya terlempar melayg kelangit tujuh. Aku meliuk-liukkan tubuhku, menggeliat-liat, meracau dan mendesah dan merintih dan mengerang dan.. Aku bergoncang dan bergoyang tak karuan…. Orgasmeku dgn cepat menghampiri dan menyambarku. Aku kelenger dalam kenikmatan tak terhingga.. Aku masih kelenger saat dia mengangkat salah satu tungkai kakiku untuk kemudian dgn semakin dalam dan cepat menggenjoti hingga akhirnya muntah dan memuntahkan cairan panas dalam rongga kemaluanku.
“aah Sisca.. Joni sampai.. creett.. creet…memeknya enak.. memek lacurnya Joni”teriak Joni ketika orgasme
“ooohhhh,, mmmmmm,, hhuuuu,, makasihh Joni,, oohhh”tanpa sadar aku malah berterimakasih kepadanya. Aku lupa kalau sebenarnya aku tengah diperkosa.
Kami langsung roboh. Hening sesaat. Aneh, aku tak merasa menyesal, tak merasa khawatir, tak merasa takut. Ada rasa kelapangan dan kelegaan yg sangat longgar. Aku merasakan seakan menerima sesuatu yg sangat aku rindukan selama ini. Apakah aku memang hipersex atau memang karena Joni ini memang tangguh dan pandai bercinta. Ah aku tidak mau berfikir lagi.. Akupun tertidur kelelahan. - Aku Menikmatinya Dengan Teman Online

0 comments:

Post a Comment